PGLII Rayakan HUT ke-54 di Jakarta: Meneguhkan Panggilan Mewartakan Injil Bagi Semua Bangsa
Jakarta - Nf28.blog.com. Kamis, 17 Juli 2025 — Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) merayakan Hari Ulang Tahun ke-54 dalam sebuah ibadah syukur yang berlangsung khidmat di GBI Cipulir, Jakarta Selatan. Diselenggarakan oleh PGLII Wilayah DKI Jakarta, perayaan ini dihadiri oleh pimpinan sinode, lembaga aras nasional, serta tokoh-tokoh Kristen dari Jabodetabek.
Dengan tema “Semua Bangsa Harus Mendapat Kesempatan untuk Mendengar Injil” yang terinspirasi dari Roma 10:18, PGLII menegaskan kembali misi utamanya sejak berdiri pada 17 Juli 1971: mewartakan Injil kepada segala bangsa.
Ketua Umum PGLII, Pdt. Dr. Tommy O. Lengkong, menjadi pengkhotbah utama dalam ibadah tersebut. Ia menyampaikan pesan firman Tuhan dengan semangat misi yang membakar hati, menyerukan agar gereja tidak kehilangan fokus pada Amanat Agung Yesus Kristus
Sambutan juga disampaikan oleh Pdt. Prof. Dr. Daniel Ronda yang menekankan pentingnya kesetiaan gereja kepada panggilan misioner serta menjadi gereja yang kontekstual dan relevan di tengah perubahan zaman.
Kepengurusan Baru dan Kehadiran Para Tokoh
Dalam sambutan pembukaan, Sekretaris Umum PGLII memperkenalkan kepengurusan pusat periode 2025–2029 seraya mengucap syukur atas penyertaan Tuhan selama lebih dari lima dekade pelayanan PGLII.
Perayaan ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI yang diwakili oleh Bapak Marvel Kawatu, para pimpinan aras nasional dalam Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI), pimpinan sinode gereja Injili, serta Pdt. Dr. Royke Bovie Rory, M.Th. selaku Gembala GBI Cipulir yang menjadi tuan rumah.
Seruan Profetik di Tengah Keprihatinan Bangsa
PGLII menegaskan kembali bahwa iman Injili berakar pada pengakuan akan keselamatan hanya melalui Yesus Kristus. Karena itu, pewartaan Injil harus dilakukan secara setia, kontekstual, dan menjangkau semua bangsa , termasuk melalui inovasi media digital.
Namun, dalam refleksi kebangsaannya, PGLII menyuarakan keprihatinan terhadap sejumlah persoalan nasional seperti korupsi yang merajalela, kesenjangan sosial, intoleransi terhadap keberagaman dan kebebasan beragama, serta krisis ekologis akibat eksploitasi alam.
Dalam konteks ini, gereja dipanggil menjadi agen keadilan dan rekonsiliasi, serta penjaga keutuhan ciptaan. Injil, menurut PGLII, tidak boleh direduksi menjadi berita keselamatan pribadi semata, tetapi juga harus menjadi daya dorong moral dalam memperjuangkan kemanusiaan dan keadilan sosial.
Panggilan untuk Bersatu dan Membawa Dampak
Merespons fragmentasi internal dalam tubuh gereja, PGLII menyerukan agar sekat-sekat sektarian ditanggalkan demi kesatuan kaum Injili. Dalam suasana penuh syukur ini, PGLII mengajak gereja dan lembaga Injili untuk bersinergi dalam pewartaan Injil dan pelayanan kasih yang nyata bagi bangsa dan dunia.
Harapan ke Depan
Perayaan HUT ke-54 ini menjadi momentum pembaruan spiritual dan misioner bagi seluruh warga gereja Injili di Indonesia. PGLII berharap agar gereja terus menjadi terang dan garam di tengah zaman yang berubah cepat, setia melayani dengan kasih, keberanian, dan kebenaran.
(Red)
Comments
Post a Comment